MEMBUAT PUPUK ORGANIK BERKUALITAS DARI LIMBAH PETERNAKAN SAPI DAN KAMBING
Peternak Sapi |
Persepsi masyarakat terhadap sampah adalah mengganggu
sehingga harus disingkirkan. Persepsi seperti ini harus diganti bahwa sampah
mempunyai nilai ekonomi dan bisa dimanfaatkan dalam memperbaiki lingkungan
(Prihandarini, 2004)
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
sampah dapat diolah sedemikian rupa sehingga
menjadi barang yang bermanfaat dan menguntungkan secara ekonomis.
Teknologi yang dapat digunakan dalam penanganan masalah sampah antara lain
adalah pemanfaatan mikroorganisme sebagai upaya untuk mempercepat proses
dekomposisi sampah khususnya sampah organik menjadi pupuk organic Pupuk organik
merupakan hasil akhir dan atau hasil antara dari perubahan atau peruraian
bagian dan sisa-sisa tanaman dan hewan, misalnya bungkil, guano, tepung tulang,
limbah ternak dan lain sebagainya (Murbandono, 2002). Pupuk organik merupakan
pupuk yang terbuat dari bahan-bahan organik yang didegradasikan secara organik.
Sumber bahan baku organik ini dapat diperoleh dari bermacam-macam
sumber, seperti : kotoran ternak, sampah rumah tangga non sintetis,
limbah-limbah makanan/minuman, dan lain-lain. Biasanya untuk membuat pupuk
organik ini, ditambahkan larutan mikroorganisme yang membantu mempercepat proses pendegradasian (Prihandarini,
2004)
Di desa saya, tepatnya di desa Terate mayoritas penduduknya
memelihara ternak sapi ataupun kambing, namun mereka belum bias memanfaatkan
kotoran ternak tersebut secara maksimal. Meraka hanya memanfaatkannya sebagai
pupuk dengan car langsung disebarkan ke sawah tanpa ada proses pengolahan,
sehingga hasil yang didapatkan masih kurang maksimal.
Berdasarkan hal tersebut di atas, disini berusaha dipaparkan
tentang pembuatan pupuk organik berbasiskan kotoran sapi dan kambingi. Adapun tujuan
kegiatan ini adalah menjadikan petani /peternak sapi dan kambing terampil dan mampu membuat pupuk organik yang bermutu.
METODE PEMBUATAN
Bahan baku utama yang
digunakan adalah limbah ternak sapi dan kambing, berupa kotoran kambing dan
sapi yang bercampur dengan sisa
makanannya dan bercampur dengan air encingnya. Bahan baku ini disediakan lebih kurang
masing-masing 10 karung (beratnya 30 kg/karung). Bahan tambahan (substituen)
adalah urea, SP-36, abu, serbuk kayu, kalsit. Starter digunakan EM4 (efective
microorganism).
Peralatan yang
diperlukan antara
lain : bak (kotak kayu ukuran 1x1x1 m) 3 buah, sekop, ember, ayakan,
termometer, karung/kampil, timbangan, kantong plastik, dan lain-lain.
Langkah-langkah
pembuatan pupuk
organik dilakukan dengan tiga tahap sebagai berikut :
Tahap I
Bahan kotoran ternak disiapkan dengan kelembaban sekitar 60 %. Bila bahan terlalu
becek atau kelembaban lebih dari 60 % maka kotoran ternak didiamkan beberapa waktu hingga mencapai kelembaban
yang diinginkan. Bila kotoran ternak terlalu kering, maka perlu disiram dengan
air agar mencapai kelembaban 60 %. Setelah kotoran ternak kelembaban mencapai
60 %, selanjutnya ditambah dengan serbuk gergaji, starter, urea, dan SP-36,
lalu dicampur hingga rata. Diamkan bahan ini selama 1 minggu.
Tahap II
Bahan pada tahap I dibalik dengan cara dipindahkan ke bak
yang lain. Pada saat pembalikan ini, dilakukan penambahan abu dan kalsit.
Proses yang berlangsung sekitar 3 minggu
ini perlu dijaga kelembabanya dan suhunya dengan cara pembalikan.
Tahap III
Pada tahap yang terakhir ini, bahan kompos akan mengalami
penstabilan, yaitu suhu mulai turun ke suhu normal dan bahan sudah berbentuk
remah. Kondisi ini menandakan bahwa bahan kompos telah menjadi kompos (pupuk
organik), sehingga siap digunakan. Selanjutnya
dilakukan penyaringan dan pengemasan agar dapat disimpan atau diangkut
ketempat lain.
Comments
Post a Comment